Bogor, Publikasi Nasional — Jembatan Cimapag yang menjadi penghubung antara kampung Gobang dengan kampung Cimapag,yang diresmikan oleh Bupati Bogor Ade Yasin pada 28 Desember 2020 lalu,kini menjadi perbincangan masyarakat,pasalnya TPT (tembok penahan tanah) tersebut ambruk ter gerus air,bahkan sebagian TPT belum dibagun sehingga dikhawatirkan jembatan akan ambruk apalagi di musim penghujan seperti saat ini.
Anggaran dana yang memang cukup fantastis senilai Rp 8.000.000.000 (delapan milyar rupiah) namun pekerjaan tersebu terkesan menggantung tidak terselesaikan.Kamis 16 September 2021
H.Budi yang pada saat itu sebagai pekerja atau pelaksana di PT MULYAGIRI menuturkan bahwa “Pembangunan TPT ( Tembok Penahan Tanah) yang belum sempet dibangun itu ialah rencana PUPR (pekerjaan umum dan perumahan rakyat) yang akan di PL kan dan dikerjakan setelah akhir tahun 2020 yang lalu.” Ungkapnya
Lebih lanjut H. Budi Soal TPT ( tembok penahan tanah) yang ambruk tergerus air yang meluap itu ialah musibah atau bencana alam,dan harus ditanyakan ke PUPR (pekerjaan umum dan perumahan rakyat) apakah tanggung jawab BPBD (badan penanggulangan bencana daerah) apa tanggung jawab kontraktor,”lanjutnya
Berhubung ambruknya TPT tersebut disebabkan oleh bencana alam,bukan dari kelalayan kontraktor sebagai pelaksana pekerjaan,itu merupakan kewenang BPBD (badan penanggulangan bencana daerah), dan mengenai hal ini juga sudah saya sampaikan kepada direktur PT MULYAGIRI beberapa waktu yang lalu.”Ungkapnya
(Red – Dede)